Jumat, 19 Desember 2014

Telaga Menjer Wonosobo


         Di pagi hari tepatnya hari minggu tanggal 5 April 2014 aku dan pacarku bertemu setelah 3 bulan lamanya. Hehe...Maklum saja kami adalah sepasang Long distance relaatiionship....Jadi sangat wajar jika sangatlah jarang waktu untuk bertemu. Pagi itu tidak terlalu cerah jadi aku putuskan untuk jalan-jalan sekitar Wonosobo saja. Bingung ternyata mau kemana? Suatu hal yang tidak luput jika kita berdua mau bermain iyalah BINGUNG. Begitulah kiranya karena yaa mau tidak mau harus aku akui memang hampir semua wisata di daerah wonosobo sudah pernah aku coba.
Dari pada bingung mending ke Telaga menjer saja. Selain dekat tapi pesona alamnya tidak kalah menarik dengan "DANAU SINGKARAK". hehe......kontribusi untuk tiket masuk juga relatif murah . Kita berdua cuma cukup merogoh kocek Rp.5000,- untuk dua orang pengunjung dan parkir motor Rp.2000,-. Tidak enak rasanya kalo masuk wisata ini gak beli makanan ringan dulu. Jadi sebelum aku dan pacarku masuk ke dalam wisata terlebih dahulu beli snac dan minuman.
Oke langsung cekidot . Di dalam kita akan di suguhi pemandangan yang eksotis luar biasa indahnya. Panorama keindahan Telaga Menjer sendiri membuat kepenatan serasa hilang seketika. Ditambah dengan fasilitas Gazebo yang ada di sekeliling Telaga memberikan kesempurnaan dan daya tarik tersendiri para wisatawan untuk mengunjungi kota indah bersih nan asri ini yaitu Kota Wonosobo. Setelah tiba di dalam aku dan pacarku langsung menuju ke Gazebo untuk satu hal yang bisa di bilang sangat penting, yaitu membuka jajan ..hehe .. 

Gazebo pertama sebelum turun ke Telaga

           Begitulah kita , sedikit curhat lagi kita memang orang tergolong anak suka makan atau ngemil. Lihat saja dari postur tubuh kita pasti kalo dilihat para pemirsa "Bunder-bunder"..hahay..kaya donat...
Setelah agak merasa cukup ngemilnya akhirnya kita pingin foto-foto sekitar gazebo saja. Memang kita berdua agak seneng narsis jadi rasanya gak lengkap kalo wisata atau jalan-jalan tidak mengabadikan momentum dengan foto.
Hampir semua titik di Telaga menjer bagus untuk berfoto ria. Jadi kita tidak perlu kebingungan memilih spot yang menarik untuk berfoto. Ini dia penampakannya.

Tangga Menuju Ke lokasi sewa Perahu Telaga menjer


          Sebenernya masih banyak juga foto-foto yang mau saya tampilkan berhubung internetnya tidak mendukung karena speed Uploadnya lemah sedangkan ukuran MB fotonya besar maka saya cuma tampilkan beberapa saja. Sudah puas rasanya berfoto ria saking puasnya sampai memori tersisa 5 MB jadi di awet awet buat nanti saja di spot lain yang kiranya belum ada difoto. Sedikit  gerimis waktu itu jadi aku putuskan untuk segera turun kebawah menuju penyewaan  perahu getek. Tarif Perahu  getek disini Rp.60.000,-  untuk sekali jalan mengelilingi Telaga menjer. Lumayan murah sebenarnya kalau banyak yang naik. Jadi nanti kita iuran 60.000 dibagi berapa orang yang naik gitu.. Tapi berhubung yang naik cuma 2 pasang waktu itu, jadi kita iuran 30 ribuan. Foto di atas perahu dan di tengah-tengah Telaga menjer itu niatku dari sebelum sampai ke Telaga. Untungnya ketika aku mau fotoin pacarku ada mas-mas yang baik hati untuk memfotokan kita berdua. Jadinya penampakan di bawah ini deh....hehe 


Tengah-tengah Telaga Menjer

Sekian jalan-jalan kami di Telaga menjer Wonosobo. Aku harus kembali ke Jogja dan nganterin pacarku dulu. Bye-bye........



Perjuangan Cinta Di Wonosobo

              Blog ini sengaja aku buat untuk menjadikan suatu kenang-kenangan jikalau nanti aku dan kamu sudah menikah, mempunyai anak, bahkan mempunyai cucu. Begitulah cita-cita aku. Kenapademikian? Apakah pengunjung ada yang tercengang ketika membaca kalimat pembuka aku Apakahterkesan alay, berlebihan, atau konyol?
           Dijaman sekarang (Tahun 2014) tidak jarang anak yang menganggap bahwa cinta di jaman SMP, SMA, SMK hanya sebuah permainan belaka atau bahasa tren-nya cinta monyet. Semua itu sangat bertolak belaka dengan prinsipku. Aku tidak pernah menganggap ada cinta monyet atau cinta yang main-main. Ketika sudah dihadapkan dengan perasaan, aku tidak bisa menganggap dengan sebutan main-main. Bukan hanya perasaan cinta, namun semua perasaan menurutku tidak boleh di anggap main-main. Karena apa , sejak kecil aku di didik oleh kedua orang tuaku dengan didikan yang bukan hanya pendidikan formal, Matematika, Ilmu pengetahuan alam , Ilmu pengetahuan sosial, dll. Tapi aku di ajarkan bagaimana tentang menghargai perasaan orang lain, mencoba mengerti perasaan orang lain, sosialisasi dengan sesama teman dan masih banyak yang di ajarkan oleh orang tuaku dari aku kecil. Untuk itu dikesempatan ini aku juga akan menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku karena sudah dididik dengan pendidikan yang sempurna. Banyak anak di kelasku yang pintar-pintar dalam bidang matakuliahnya akan tetapi dalam hal menyikapi permasalahan sehari-hari dia tidak mampu untuk menyelesaikan dengan cara yang sempurna. Kalau boleh aku katakan nilai untuk pelajaran Matematika 100 akan tetapi untuk hal bersosialisasi nilainya 0 besar. Begitulah kalau aku menyimpulkan orang yang cuma bisa dalam hal materi.
           Kembali ke masalah perasaan, singkat cerita tentang hidup dan perjalanan cintaku di kota sejuk nan asri yaitu Wonosobo. Sejak tamat SD aku sudah hidup mandiri dan sudah di ajarkan bersosialisasi. Hidup di lingkungan pesantren adalah kehidupan awal untuk menimba ilmu agama. Kerena orang tuaku adalah orang tua yang sangat bijak. Mempunyai pendirian bahwa orang tidak akan sukses tanpa ada pondasi yang menjaganya yaitu agama. Sekali lagi aku sangatlah beruntung mempunyai orang tua yang seperti beliau. Iya beruntung plus bangga malah.
               Perasaan cinta atau sayang seseorang sebenarnya ada sejak dia dilahirkan, baik cinta kepada lingkungan, cinta kepada kedua orang tuanya, cinta terhadap kawan-kawannya, dan masih banyak lagi. Hingga menuju kedewasaan akan tumbuh rasa cinta kepada lain jenisnya atau kepada seorang wanita. Begitu juga denganku rasa cinta kepada lawan jenis sudah aku rasakan sejak duduk di bangku SMP. Seorang wanita yang satu kelas denganku bisa mencuri simpatiku dia bernama Umi Sholihatun Chasanah. Sayangnya dia sudah punya pacar. Singkat cerita bukannya apa-apa, namun selama aku berharap kepada dia aku sudah dua kali di tembak oleh wanita. Tapi semua aku abaikan karena menurutku aku tidak ada perasaan padanya. Dia dan aku cukup dekat persahabatnya kadang suka saling pinjam meminjam buku catatan kalo ketinggalan pelajaran. Dan yang membuat perasaan aku semakin menggebu-nggebu selalu buku aku yang dia pinjam. Dan heranya lagi setelah bukuku dipinjam di halaman paling belakang bukuku pasti ada kata-kata hasil tulisan dia. Kadang suka curhat juga kadang sampai surat-suratan dikelas. Singkat cerita lagi 1 bulan 2 bulan 3 sampai aku lulus SMP aku tidak pernah bisa mengatakan perasaanku yang sesungguhnya kepada dia karena aku sadar dia masih berada di pelukan orang lain.  
          Bulan awal aku masuk SMK aku di sms oleh nomor tanpa nama. Isi sms nya "hay imam gimana kabar? " kemudian aku balas saja. Setelah tiga kali balasan aku baru menyakan siapa sih sebenernya yang sms ini. Lalu dia membalas "Ini Umi ". Aku gemeteran tanganya seolah-olah tidak percaya. Tanya jawab ini itu sampai beberapa bulan aku kontak terus sama dia. Hingga pada suatu hari aku di ajak ketemu sama dia karena ada sesuatu yang mau dia kasihkan ke aku. katanya sih baju aku yang tertinggal. Kemudian aku ngikut saja lah toh kebetulan SMK dan SMA-nya Umi tuh satu yayasan jadi lumayan dekat. Pertama bertemu setelah berpisah pertemanan di SMP jadi menumbuhkan rasa malu. Tapi pada akhirnya sudah terbiasa. Lanjut kecerita sebenarnya sampai sekarang aku juga tidak tau kapan sih aku dan pacarku jadian. Namun ketika itu kita sudah akrab banget dan sempat membicarakan masalah pacar. Diantara kami menguntaikan perasaan yang sebenarnya dan mungkin setelah itu kita anggap kalau aku dan kamu itu sudah jadi pacar. Bingung sih sebenernya, kapan aku nembaknya kapan aku mengatakan cinta kepadanya, sudah tau-tau sekarang jadi pacaran. Waktu demi waktu aku dan dia lama-lama sadar bahwa kita sudah pacaran. Bagaimana tidak? Jalan-jalan makan bersama hampir rutin tiap hari libur kita lakukan. 
         Menginjak hari ulang tahun si "Umi"yaitu tanggal 25 November, aku dan temanku yang pacarnya juga mau ulang tahun berniat membeli kado ulang tahun bersama. Kado aku kasihkan nampaknya dia sangat suka. Tanggal  5 Desember aku ulang tahun dia juga mengasihkan kado untukku. Dalam benakku , apa ini yang dinamakan cinta sejati ? Mungkin iya dalam batinku juga. Ternyata bukan, waktu kian terus berjalan aku dihadapi sebuah masalah percintaan. Untung aku sudah cukup lama mengenalnya, jadi sedikit-dikit aku paham watak dan sifatnya dia. Bukan sampai disini, Masalah demi masalah kian datang kian pergi. Sampai pada saat itu kami dihadapkan masalah yang lumayan besar. Sampai akhirnya selesai juga masalahnya. Dengan dihadapkan suatu permasalahan aku semakin yakin kalau akan membuat wawasan semakin dalam dan juga mendapat hikmah yang dapat kita ambil tentunya.
         Sampai akhirnya lulus SMK-SMA aku dan Umi masih bersama. Sempat dibikin bingung setelah lulus SMK aku disuruh kuliah di JOGJA oleh orang tua sedangkan Umi akan melanjutkan di Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo. Kami berdua tidak bisa jauh rasanya. Tidak mungkin juga untuk pacaran jarak jauh (Long distance relationship). akan tetapi tidak mungkin juga kalau diakhiri kisah cinta sampai lulus SMK, rasanya eman-eman sudah bisa mempertahankan hubungan sekian lama (hampir 3 tahun) masa mau berakhir hanya karena soal jarak. Dia tidak mau putus denganku begitu juga denganku. Hingga pada akhirnya kami putuskan untuk menjalani Long distance relationship dengan catatan saling percaya satu sama lain dan berjanji tidak akan membuat kesalahan sampai sekarang kuliah sama-sama semester 3 kita masih tetap jadi pacar . Kalau dihitung kisaran 4 tahun kita pacaran sampai sekarang. Ketika aku bisa menyelesaikan masalah dengannya aku merasa bahwa akan semakin susah untuk memisahkan cinta antara kita berdua. Masalah yang datang juga akan membawa pengalaman dan pelajaran terlebih jika bisa mengatasinya. Sekian kisah cerita Imam Budiman dan Umi Sholihatun Chasanah. Kami berdua berharap bisa terus bersama sampai akhir hayat......Amiiiiin...